Warung Bebas

Sunday, 25 November 2012

METODEOLOGI PENELITIAN



Informasi yang harus dikumpulkan oleh peneliti menyangkut tentang segala yang terkaitdengan hal yang hendak diselidiki, terutama dalam contoh diatas adalah reaksi oksidasi propana yang telah ada baik yang dilakukan dalam skala industri maupun proses baru yang tengah dalam penyelidikan dan belum dikembangkan sampai tahap produksi masal. Peneliti harus dapat mengkritis hasil dan temuan penulis terutama terkait dengan kekurangan-kekurangan selama penyelidikan dan hasil yang diperoleh, atau bahkan terkait dengan keunggulan hasil dan temuan penulis yang masih berpotensi untuk dikembangkan.
            
         Pada contoh diatas, sedapat mungkin peneliti telah mempunyai target tertentu terkait dengan hasil reaksi yang hendak dicapai. Target tersebut dapat ditentuksn sendiri maupun berdasarkan nilai yang wajar atau nilai yang telah lazim disepakati oleh para ahli dibidang terkait. Bagaimana mengetahui nilai yang wajar dan lazim tersebut ? justru disinilah letak pentingnya mengkaji kepustakaan, sebab biasanya informasi-informasi penting seperti hal tersebut bisa diperoleh kepustakaan, baik buku maupun jurnal. Sebagai misal, target pada contoh diatas dapat berupa nilai persentase selektifitas asam akrilat dan nilai persentase konversi propana. Artinya hasil temuan peneliti selama proses penelitian, apabila telah mendapatkan atau bahkan melebihi nilai target tersebut dapat dikatakan bahwa peneliti tersebut telah berhasil dengan gemilang. Namun, satu hal yamg petut dicatat adalah keberhasilan tersebut tidak akan berarti apa-apa jika peneliti tidak dapatmenjelaskan fenomena keberhasilan itu dan yang lebih mengkhawatirkan lagi apabila hasil tersebut tidak dapat diulang dengan memberikan hasil yang sama(irreproducible).
               
         Selian itu, informasi-informasi yang dikumpulkan dari semua buku dan jurnal juga sangat bermanfaat sebagai pembanding dari hasil dan temuan yang nantinya diperoleh oleh peneliti. Bisa saja hasil yang diperoleh peneliti lebih baik ataupun kurang baik dari yang tertulis dipustaka. Hal tersebut bukan merupakan masalah utama, justru denganhal seperti ini peneliti dituntut untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana hal tersebut dapat terjadi, dan bahkan dapat memperkaya pengetahuan dan menjadi kontribusi yang baik bagi pengetahuan dibidang terkait.

         Dengan demikian diharapkan melalui semua informasi yang telah diperoleh, seorang peneliti dapat menyusun kerangka teoritisnya dengan lebih baik dan mengena pada sasaran.

(4)    Menyusun dan mengembangkan kerangka konseptual
               
         Kerangka konseptual sebenarnya merupakan cabang atau bagian dari kerangka teoritis, namun lebih terkonsentrasi hanya pada satu atau dua bagian kerangka teoritis dan akan menjadi dasar kajian utama dalam penelitian. Kerangka teoritis berisi teori-teori  atau isu-isu terkait dengan area yang hendak diselidiki, sedangkan kerangka konseptual menggambarkan aspek-aspek yang dipilih oleh peneliti dari kerangka teoritis yang dijadikan dasar rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian.

      Sebagai contoh seperti terlihat pada gambar 7.2, kerangka teoritis mencamtunkan semua teori yang terkait dengan reaksi kimia, oksidasi, propana, dan reaksi menggunakan katalis. Dari semua itu, seorang peneliti boleh saja hanya fokus pada satu area yang hendak diteliti, misalnya fokus ppada pembuatan katalis dan karakterisasi katalis tersebut untuk mengidentifikasi apakah katalis cukup aktif dalam mengkatalisis reaksi oksidasi propana. Jika peneliti memilih fokus pada hal tersebut, maka menjadi rumusan masalah nantinya adalah aspek saja yang mempengaruhi pembuatan katalis dimaksud. Dalam hal ini peneliti harus memahami konsep pembuatan katalis dan karakterisasi katalisnya, sehingga peneliti perlu menyusun dan mengembangkan kerangka konseptualnya.

      Demikian juga apabila peniliti memilih area uji aktifitas katalitik dan proses katalisisnya, maka yang menjadi rumusan  masalah nantinya adalah katalis katalis mana yang aktif, bagaimana selektifitas dan konversinya, serta kondisi reaksi seperti apa yang dapat menghasilkan produk terbaik. Terkait hal ini, tentunya peneliti dituntut untuk memahami konsep reaksi dan katalis oksidasi propana menjadi asam akrilat dan menyusun kerangka konseptualnya.

      Setelah keempat langkah tersebut dilakukan, hal yang tidak klah penting adalah mulai menulis secara kasar semua informasi yang telah diperoleh tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar memudahkan peneliti untuk menata semua hasil kajian pustakanya dan dijadikan sebagai acuan pada langkah berikutnya.










































BAB.8
PERUMUSAN MASALAH

Seperti telah disebutkan pada bab-bab awal, suatu penelitian ilmiah tentu berawal dari pemilihan topik atau tema yang akan diteliti.dalam pemilihan tema atau topik penelitian harus diperhaikan beberapa persyaratanya, antara lain topik atau tema harus menarik(interisting topic),dalam arti menarik sebagai obyek peneliti;subtansi masalah dalam topik harus memiliki arti penting (significant topic), baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi jegunaan tertentu; masalah yang tercakup dalam topik memungkinkan untuk diteliti(manageable topic). Selain itu juga harus diperhatikan bahwa tema atau topik sebaiknya adalah topik yang memang menjadi perhatian utama terutama terkait dengan kebijakan negara (meskipun hal ini bukan menjadi suatu keharusan, namun sangat perlu mendapatkan perhatian). Yang juga perlu dijadikan perhatian adalah sumber dan material atau bahan yang diperlukan dapat diproleh.

1.` penetapan rumusan masalah
     Setelah menentukan tema atau topik yang akan diteliti, selanjutnya peneliti harus menentukan permasalahan yang hendak diselidiki. Pada umumnya setiap pertanyaan yang ingin ditemukan jawabannya



0 comments em “METODEOLOGI PENELITIAN”

Post a Comment